Teknologi : Pengganti atau Pelengkap Manusia ?


Teknologi yang dulu mustahil, sekarang sudah berada di tengah-tengah kita. Mulai dari perusahaan jasa Expert System hingga kepintaran buatan atau artificial intelligence (AI). Kemajuan teknologi tersebut membentuk lingkungan sosial yang kita kenal sekarang.

Seiring dengan terus ditemukannya penemuan baru, teknologi tersebut berpotensi untuk memperoleh bagian yang besar dari pasar dan menggantikan pesaing lain. Namun beberapa penggunaan teknologi tersebut telah sedikit demi sedikit menimbulkan dilema pada masyarakat. Pengganti atau Pelengkap ?

Baca juga : 


Mari melihat sejenak kemajuan teknologi yang sudah digunakan oleh industri-industri terkemuka di Indonesia. Untuk Proses manufaktur yang dulunya banyak menggunakan jasa manusia sebagai operator yang bekerja secara estafet satu sama lain, kini sudah menggunakan peralatan yang terintegrasi dan terstruktur mulai dari datangnya bahan baku, proses manufaktur hingga menjadi barang jadi tanpa ada sentuhan manusia. 

Diisisi lain, dengan adanya peralatan yang sudah terintegrasi dan otomasi, jumlah produk yang akan dihasilkan juga dapat ditentukan dengan pasti sesuai dengan yang direncanakan karena yang bekerja adalah mesin bukan manusia. Bila permintaan besar, maka kapasitas mesin juga bisa ditingkatkan demikian juga sebaliknya. 

Berbicara mengenai akurasi juga pasti mesin akan lebih unggul dibanding dengan menggunakan tenaga manusia. Semisal jika kita menggunakan sebuah mesin untuk membuat 100 produk, maka hasilnya bisa sama keseluruhan dari segi dimensi, massa dan parameter lainnya. Namun jika menggunakan tenaga manusia tidak akan mungkin mendapat hasil seakurat dengan mesin yang berbasis robotika. Hal ini lah yang salah satunya kemudian membuat industri-industri segera beralih kepada otomasi.

Sekalipun terlihat sangat menguntungkan,tetapi penggunaan teknologi tinggi otomasi bukanlah hal yang murah karena harus industri atau perusahaan harus menginvestasikan dana yang sangat besar agar sistem yang diharapkan dapat berjalan dan terintegrasi dengan baik. Namun hal itu tidaklah menjadi masalah bagi beberapa pengusaha dengan pertimbangan jangka panjang. 


Sementara apabila menggunakan jasa manusia masih banyak pertimbangan yang akan diberikan mengingat manusia bisa saja tidak bertahan lama di perusahaan tersebut sementara pihak perusahaan juga harus secara periodik harus mengupdate skill mereka seiring perkembangan teknologi, sementara mesin hanya diupgrade secara system dan program saja.

Itulah beberapa kondisi yang terjadi saat ini sehingga menimbulkan stigma di masyarakat bahwa perlahan tapi pasti semua fungsi yang di pegang oleh tenaga kerja saat ini akan diambil alih oleh mesin untuk beberapa tahun kedepan khususnya untuk mesin otomasi. Namun beberapa hal yang perlu dicatat bahwa secanggih apa pun mesin yang dipakai oleh sebuah industri maupun perusahaan tetap saja yang menjadi pengendalinya adalah manusia. Mesin hanyanya alat yang digunakan sebagai pembantu bagi manusia dan mereka bekerja harus dibawah pengawasan manusia.

Ada yang beranggapan bahwa perkembangan teknologi tidak akan menggantikan peran manusia tetapi mereka akan semakin terbantu dan dipermudah dengan kehadiran teknologi ini. Namun sebagian lain beranggpan sebaliknya,bahwa kehadiran teknologi otomasi akan menggantikan keberadaan manusia secara perlahan.